Penyakit Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang adalah jalur utama komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Ini adalah struktur panjang, rapuh, seperti tabung yang memanjang ke bawah dari dasar otak. Kabelnya dilindungi oleh tulang belakang (vertebrae) dari tulang belakang (kolumna spinalis). Vertebra dipisahkan dan oleh disk yang empuk terbuat dari tulang rawan.
Penyebab
Beberapa gangguan sumsum tulang belakang berasal dari luar kabelnya. Mereka termasuk cedera, sebagian besar infeksi, dan kompresi. Sumsum tulang belakang dapat dikompresi oleh tulang (yang mungkin hasil dari spondylosis serviks atau patah tulang), akumulasi darah (hematoma), tumor, nanah (abses), atau disk pecah atau hernia.
Kurang umum, gangguan sumsum tulang belakang berasal dari kabelnya. Mereka termasuk rongga berisi cairan (syrinx), penyumbatan suplai darah, peradangan (sebagaimana terjadi pada mielitis transversa akut), tumor, abses, perdarahan (perdarahan), vitamin B12 atau kekurangan tembaga, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) , multiple sclerosis, dan sifilis.
Gejala
Karena cara fungsi sumsum tulang belakang yang terorganisir, kerusakan kabel sering menghasilkan gejala pola tertentu berdasarkan dimana kerusakan terjadi. Berikut ini dapat terjadi dalam berbagai pola:
- Kelemahan
- Hilangnya sensasi (seperti kemampuan untuk merasakan sentuhan ringan, nyeri, suhu, atau getaran)
- Perubahan refleks
- Hilangnya kontrol kandung kemih (urinary incontinence)
- Kehilangan kontrol usus (fecal incontinence)
- Disfungsi ereksi
- Kelumpuhan
- Nyeri punggung
Dengan mengidentifikasi fungsi yang hilang, dokter dapat memberitahu bagian dari sumsum tulang belakang yang (seperti depan, belakang, atau seluruh kabel) rusak. Dengan mengidentifikasi gejala pada lokasi tertentu (misalnya, otot yang lumpuh dan bagian mana dari tubuh kurangnya sensasi), dokter dapat menentukan dengan tepat di mana sumsum tulang belakang rusak (yaitu, tingkat tertentu pada sumsum tulang belakang).
Fungsi dapat sepenuhnya atau sebagian hilang. Fungsi dikendalikan oleh daerah sumsum tulang belakang di atas kerusakan tidak terpengaruh.
Ketika kelemahan atau kelumpuhan terjadi, otot sering lemas (flaccid), kehilangan warna mereka. Tetapi beberapa gangguan (seperti cedera dan turun-temurun paraparesis spastik) dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kejang otot (disebut paralisis spastik). Spasme dapat terjadi karena sinyal dari otak tidak dapat melewati daerah yang rusak untuk membantu mengendalikan beberapa refleks. Akibatnya, refleks menjadi lebih jelas selama hari sampai beberapa minggu. Kemudian, otot-otot yang dikendalikan oleh refleks dapat mengencangkan, terasa keras, dan kedutan tak terkendali dari waktu ke waktu.
Atasi keluhan Anda dengan Firmax3
Konsultasi & Informasi Pemesanan
Pin : 5F5B0CB2
SMS/WA : 088216771320